Kamis, 01 Desember 2016

A Town Mouse and A Country Mouse




    A Town Mouse and a Country Mouse were friends. The Country Mouse one day invited his
 friend to come and see him at his home in the fields. The Town Mouse came and they sat down
 to a dinner of barleycorns and roots the latter of which had a distinctly earthy flavour.
The flavour was not much to the taste of the guest and presently he broke out with “My poor
dear friend, you live here no better than the ants. Now, you should just see how I fare! My larder
 is a regular horn of plenty. You must come and stay with me and I promise you shall live on the
 fat of the land.”  
                    
    So when he returned to town he took the Country Mouse with him and showed him into a larder
 containing flour and oatmeal and figs and honey and dates.
The Country Mouse had never seen anything like it and sat down to enjoy the luxuries his friend
 provided. But before they had well begun, the door of the larder opened and some one came in.
 The two Mice scampered off and hid themselves in a narrow and exceedingly uncomfortable
 hole. Presently, when all was quiet, they ventured out again. But some one else came in, and off
 they scuttled again. This was too much for the visitor. “Good bye,” said he, “I’m off. You live in
 the lap of luxury, I can see, but you are surrounded by dangers whereas at home I can enjoy my
simple dinner of roots and corn in peace.”

Rabu, 30 November 2016

National test does not need to be deleted !!!



The national examination is not necessary in abolished, it is my opinion. I think the national exam that is a benchmark of how students studying in schools. If the national exams abolished then the school will be able to give value to the students according to teacher. And could have the teacher give the value to students not selected for a achievement or even the teacher can provide high value only to lift the name of school. And the national examination so erase what will happen to the book seller “Detik-Detik Unjian Nasional (Seconds of the national exams)  ? ”. So we recommend the obotition of National Exams should we thought out, and remember do not ever play with education. 




“The one real object of education is to have a man in the condition of continually asking questions.


*Bishop Mandell Creighton*



Senin, 28 November 2016

Manusia Sumber Masalah



    Di dalam hidup tidak mungkin kita tidak menjumpai atau menemui masalah, pasti detiap manusia yang hidup di dunia ini  pasti akan menemui masalah. Saya juga yakin bahwa nabi-nabi atau orang-orang suci di dunia ini pasti juga pernah menemui suatu masalah. Masalah itu seolah-olah menjadi makanan sehari-hari bagi kebanyakan manusia termasuk aku,  kalau ibarat lagu seprti lagunya Lenka yang berjudul Trouble Is My Friend, hehehe.
   Okke disini kita akan mengesampingkan lagunya Mbak Lenka di sini saya akan sedikit bercerita atau bahasa gaulnya curhat tentang masalah yang sering terjadi pada kaum muda. Pertama saya akan mencoba mengelompokan masalah menjadi dua unsur walaupun sebenarnya ada banyak sekali unsure yang menimbulkan masalah tetapi saya mencoba meringkasnya,dua unsur tersebut yaitu :
1.       Masalah yang datang dari diri sendiri.
2.       Masalah yang datang dari luar.
    Maslah yang datang dari diri sendiri, memangnya diri kita pembuat masalah  ??! , yap kadang tidak sadar atau bahkan kita seolah cuek terhadap hal ini. Banyak dari kita tidak sadar bahwa masalah yang sedang kita alami ini berasal dari kita sendiri, tapi kita selalu memandang setiap maslah yang datang kepada kita ini seolah-olah orang lain yang membuatnya, Seperti pepatah “Kuman di sebrang lautan Nampak , tapi gajah di pelupuk mata tak Nampak”. Ya kita terlalu sering berfikir bahwa masalah yang sedang kita alami ini adalah karya orang lain yang sialnya kita yang mendapat buahnya.
  Tapi cobalah berpikir atau sekedar merenung apa yang telah anda buat sehingga anda mendapat masalah ini. Cobalah kita meresapi sebenarnya apasih sebab maslah ini datang pada kita ?. Memang susah untuk berpikir demikian, karena pada umumnya kita sebagai remaja jika mendapat masalah jarang kita bisa menerima dengan hati yang terbuka pasti kita akan menerima maslah tersebut dengan perasaan yang jengkel dan hati yang panas. Tapi sekali lagi cobalah jika teman-teman sekalian mendapat masalah coba kupas perlahan-lahan inti maslah itu apakah maslah itu berasal dari factor internal kita atau factor eksternal kita.
    Yang kedua adalah maslah yang datang dari luar, naahh inilah masalah yang datang tanpa salam dan ketika pergi pun juga masih tanpa salam. Masalah yang berasal dari luar ini biasanya di dapatkan ketika kita beerada di lingkungan luar misalnya maslah dengan teman kampus, teman kerja, tetangga ataupun bahkan dengan keluarga. Masalah ini akan selalu kita dapat ketika kita berada di luar (luar yang saya disini adalah luar dari diri kita sendiri), tidak mungkin dalam setiap pergaulan dengan orang lain kita tidak menemui masalah.
    Bahkan masalah yang berasal dari luar inilah yang mebuat kita semakin emosi dalam menerimanya, bahkan kita sering berpikir kenapa di orang lain yang melakukan sesuatu kita yang mendapatkan masalahnya ?. Tapi cobalah mulai dari sekarang kita memandang maslah itu bukan sebagai musibah tetapi sebagai sebuah tantangan, memang ini kelihatan sulit tapi ingatlah sulit itu bukan berarti tidak bisa. Cobalah gunakan jiwa mudamu untuk memecahkan masalah yang datang kepadamu dengan caramu sendiri, tentunya dengan cara yang positive.
    Nahh itulah sedeikit gambaran tentang unsur-unsur masalah dan sedikit cara mengatasinya. Saya berharap dengan tulisan yang jauh dari kata sempurna ini kita terutama saya pribadi dapat atau bisa mengatasi masalah dengan gaya kita sendiri. Dan tentunya dengan cara yang positive.

Tak Masalah Seberapa Sering Kau Jatuh
Yang Terpenting Adalah Seberapa Cepat
Kau Bangkit  !!!
ARSENE WENGER
         

Solo Belong's To Me !!!




   Solo, this is a place where I was born and grew up, in this city also the current president of our birth. It is a city that holds a lot of history about my country and my self. There are many stories about this country and I were at the start of this town. Solo city has plenty of appeal ranging from the nature to social life.

   On the east side of the river Bengawan Solo that was so strong and mighty. Solo city also called “The Capital Of Batik”, because in the area Laweyan we can see both traditional Batik craftsmen and modern. And when the night we can see a miniature Solo at Galabo “Gladag Langen Bogan” and Ngarsopuro Night Market. Solo city also can be said “The House of Culinary”, because in my city a lot food and baverage so much and delicious for example Tengkleng, Serabi, Timlo, Sate kere, Wedang uwuh, Wedang jahe gepuk and many more. 

   Much interesting about my city, I’m very happy stay in here because in this town we can fell united despite differences of religion or tribe. And do not forget Solo also has a football team legendary that is Persis Solo that stood since 1923. Persis Solo also has a very fanatic football fans and also include the biggest supporter in Indonesia and the name PASOEPATI or “Pasukan Soeporter Paling Sejati”.  And I also hope yhat my Solo city will remain peace until the end of time.